Archive for the ‘Buku’ Category

Vienna Blood

vienna-blood.jpegThe Libermann Papers : Vienna Blood
Oleh Frank Tallis
Penerjemah Berliani M. Nugrahani
Penerbit Qanita
Berisi 581 halaman

Dah beberapa waktu lalu aku selesai baca buku ini, tadinya sih mau cepat-cepat di review sebelum pinjeman bukunya dibalikin… -walah,,ketahuan bisanya minjem doank 😀 – tapi keburu datang banyak kesibukan –lagi-lagi,, sok sibuk,, bilang aja males hehehe- jadi baru sempet sekarang..

OK.. langsung deh..
Ini adalah buku 2 dari the Liebermann Papers setelah A Death in Vienna dengan jalan cerita masih sama seperti buku 1 nya.. yaitu cerita pendek dengan alur maju mundur di tiap bab dengan berbeda tokoh dan cerita dan lagi-lagi aku masih bingung dengan cerita selanjutnya sehingga harus-lagi-lagi-membolak balik halaman di depannya. **lupa cerita sebelumnya… bacanya sambil ngayal sih..**
Menceritakan tentang seorang polisi, Inspektur Oscar Rheinhardt, dibantu oleh sahabatnya, dr. Maxim Liebermann, dalam mengungkap beberapa pembunuhan sadis yang mempunyai cara membunuh yang hampir sama.

Dimulai dari ditemukan suatu pembunuhan dengan cara memutilasi tubuh menjadi 3 bagian, yang dimutilasi adalah seorang cewe.. ups betina maksud nya.. karena yang dibunuh adalah seekor ular… seperti anakonda gitu lah..
Belum lagi hal ini terungkap, muncul lagi pembunuhan kedua terhadap 1 orang wanita tua, Marta Borex (mucikari) dan 3 orang wanita muda; Wanda Draczynski, Rozalia Glomb, Ludka (”anak buahnya”),, yang membuat kasus tentang ular terlupakan,, lagi-lagi dengan cara yang membuat orang mo muntah melihatnya yaitu menggorok leher sampe hampir putus, membuka perut sampe ususnya terburai dan memotong -maaf- kelamin. Di dinding rumah itu ditemukan goresan-goresan dan juga simbol-simbol aneh yang dibuat menggunakan darah..
Pembunuhan ketiga, terjadi pada seorang penjagal ayam (klo ga salah), Karsten Krull, pembunuhan dengan memasukkan grendel pintu ke dalam tenggorokan… Ngeri banget deh.. tega banget tuh org..
Selanjutnya, disaat Inspektur Rheinhardt masih dibingungkan dengan kasus sebelumnya, kembali terjadi pembunuhan keempat terhadap seorang pembantu berkulit hitam berkebangsaan Nubia, Ra’ad, dengan cara yang juga cukup sadis.
Terakhir, pembunuhan ke lima yang mana sepertinya pembunuhan ini belum sepenuhnya selesai karena kepergok, yaitu pembunuhan terhadap seorang pendeta, Bapa Francis. Pendeta tersebut masih hidup sampai Inspektur Rheinhardt datang dan sempat mengucapkan kata ”Cello”..

Oh ya friends… maaf bagi yang dah baca buku ini kalo urutan pembunuhannya ketuker-tuker… Dah mulai lupa sie….

Beberapa pembunuhan ini tentu saja dikonsultasikan Inspektur polisi tersebut dengan dr. Liebermann yang menanggapinya cukup antusias walaupun masalahnya sendiri cukup rumit. Dengan menganalisa dan menanya-nanyakan saksi, akhirnya harus melibatkan Ms. Lydgate… Seorang wanita yang pernah bermasalah psikologis nya, yang sekarang kuliah di Fakultas Kedokteran yang mana pada tahun dulu itu-sekitar tahun 1902- dokter wanita belum ada.. Dengan memeriksa darah pada baju seseorang yang dicurigai dengan menggunakan tes presipitan dengan hewan coba kelinci.. juga dengan memeriksa debu pada syal yang diduga milik pembunuhnya. Jujur, aku makin kagum aja ama Ms. Lydgate ini.. Jenius banget apa yah???

Lagi-lagi, yang mengungkap pembunuhan ini adalah dr. Maxim Libermann.. dengan sebelumnya menemukan urut-urutan dari pembunuhan itu yang mana sesuai dengan opera The Magic Flute yang dibuat berdasarkan lagu nya Mozart yang lagi laku-lakunya di Wina… dan diperkuat saat melihat pameran lukisan.

Untuk mengungkap si pembunuh ini lumayan sulit karena ternyata pembunuhnya adalah merupakan salah seorang pelukis, berumur 42 tahun, dan pengikut perkumpulan rahasia… Dan berdasarkan dugaan dengan keyakinan yang penuh bahwa pembunuhan selanjutnya adalah pada pimpinan perkumpulan rahasia tersebut, yang membuat Libermann harus masuk dalam perkumpulan itu untuk menyelamatkan dan mengungkap semuanya… motif pembunuhannya…. yaitu…. Si pembunuh adalah merupakan seorang laki-laki yang mempunyai ibu seorang -maaf- pelacur- dan juga penyanyi di bar, waktu kecil hidup ditempat yang dekat dengan bar tersebut & selalu mendengar lagu yang sama setiap malamnya yaitu ”The Magic Flute”.. Andreas Olbricht, latar belakang lengkapnya bisa dibaca dibuku ini….

Dibuku ini juga diceritakan bagaimana perasaan Libermann terhadap tunangannya, Clara, yang mulai luntur dan menghilang… Siapa yang sebenarnya dicintainya????

Buku ini lebih banyak intrik dan misteri didalamnya… Dan tentu saja masih dipenuhi dengan cerita tentang lagu-lagu klasik, ditambah dengan tentang bermacam-macam perkumpulan rahasia… Salut buat Frank Tallis yang dah mengumpulkan begitu banyak referensi untuk pembuatan cerita ini dan mengungkapkan berbagai perkumpulan-perkumpulan rahasia…

Oh ya… dalam buku ini juga dikatakan kalo Vienna Blood juga salah satu dari judul lagu tapi pengarangnya aku lupa siapa hehehe… Kalo ga salah Strauss..

Wahhh… review ku kali ini lebih pendek…… Dan ga terlalu membuat mumet yang membacanya kan??? **lirik war… 🙂 ** tapi jadi membuat tambah bingung kayaknya hehehehe..

The Bartimaeus Trilogy #3: Ptolemy’s Gate

bartimaeus_3.jpgThe Bartimaeus Trilogy #3 : Ptolemy’s Gate
Oleh Jonathan Stroud
Dialih bahasakan oleh Poppy Damayanti Chusfani
Editor Dini Pandia
Berisi 573 halaman

Saat baru mulai baca buku ini, aku kena penyakit cacar air 😦 Bingung juga sih, udah umur segini kena penyakit itu juga…. Kenapa ga dari dulu-dulu aja yah kena nya.. Jadilah selesai bacanya menjadi lebih lama. Tapi jangan kuatir teman-teman, jangan sedih… Anna sudah sembuh kok hehehe..

Sebelum baca…. Awas Spoiler….. 🙂

Tokoh Utama masih tentang Nathaniel, Bartimaeus dan Kitty Jones.
3 tahun setelah kejadian Golem’s Eye, Nathaniel atau John Mandrake berumur 17 tahun sekarang, tumbuh menjadi sosok pemuda yang tampan, tingginya sedang, langsing, gerakannya tangkas, wajahnya tirus dan pucat matanya gelap, cerdas, serius dan sangat percaya diri. Dia dipromosikan menjadi Menteri Penerangan, membuat ambisi dan ego nya makin tinggi. Mempunyai rumah sendiri walau tidak terlalu mewah. Dia juga mempunyai asisten pribadi, Ms. Piper. Dan sekarang, lebih tidak disukai oleh para menteri “penyihir” senior di pemerintahan.
Nathaniel mempekerjakan beberapa jin dalam pekerjaan, diantaranya Ascobol, Cormocodran, Hodge, Mwamba-jin wanita, dan tentu saja Bartimaeus.

Disini, Bartimaeus dalam keadaan amat tidak berdaya. Dia dalam keadaan sangat lemah karena selama 2 tahun berada di dunia manusia, tidak juga dibebaskan, membuat rohnya lemah. Bartimaeus lebih banyak mengeluh, mencaci maki, ngomel. Jangankan untuk bertarung, untuk berubah bentuk aja membuat dirinya kesakitan. Bertahan dengan mulut besarnya dan ejekan pedasnya, Bartimaeus tetap mengesankan lho…. 🙂 Tugas terakhir sebelum dia dibebaskan ke dunia nya sendiri adalah dia diminta untuk menyelidiki -hanya menyelidiki mengingat keadaannya sekarang- Clive Jenkins, seorang commoner, yang diduga melakukan suatu kegiatan seperti yang dilakukan oleh Lovalece dan Duvall dan juga diduga dia bekerjasama dengan cendekiawan buronan-yang dulunya bekerjasama dengan kelompok resistance-Mr. Clem Hopkins.

Tugas ini sepertinya mudah, tapi ternyata membuatnya bertemu dengan musuh-musuh lamanya, diantaranya Rufus Lime-teman dari Lovalece dan si pembunuh bayaran berjanggut- pelayannya Lovalece. Namun dia akhirnya mengetahui bahwa Clive Jenkins memang sepertinya sedang merencanakan sesuatu dengan mencoba merekrut beberapa commoner dan memang hal ini berhubungan dengan Hopkins. Sialnya, penyamaran Bartimaeus diketahui oleh para foliot, ada 5 foliot tepatnya yang memaksa Bartimaeus untuk kabur-karena tidak ada kekuatan lagi untuk melawan- dalam bentuk katak untuk satu-satunya tujuan… Mendatangi masternya, Nathaniel, yang lagi berada di rumah perdana menteri. Namun kedatangannya memicu Nexus, jaringan perlindungan, di rumah Devereaux sehingga membuat kekacauan disana & Bartimaeus tidak sadarkan diri, KO…… dan harus dibebaskan.
Tentu saja hal ini membuat Nathaniel semakin terpojok oleh pandangan sinis musuh-musuhnya yang menganggap Nathaniel lemah terhadap para demon.

Dilain tempat, tentang Kitty Jones yang sekarang mempunyai 2 nama samaran yaitu Clara Bell-saat dia bekerja sebagai pelayan di tempat minum “Frog Inn”- dan Lizzie Temple-saat dia bekerja di rumah Mr. Harold Button, seorang penyihir, cendekiawan dan kolektor buku. Dengan penyihir ini lah akhirnya Kitty mengetahui dan bisa melakukan pemanggilan-pemanggilan terhadap demon. Kitty mempunyai semacam obsesi untuk membalas dendam pada penyihir-penyihir dengan mencoba belajar sihir, banyak membaca buku-buku tentang sihir dan juga obsesi lainnya untuk bisa bekerja sama dengan Bartimaeus, jin yang diajaknya berbicara saat terjepit oleh Golem dulu.
Kupikir-pikir, Kitty sepertinya lebih cerdas, lebih cepat tanggap terhadap keadaan dan lebih peka terhadap demon daripada Nathaniel. Buktinya, dia dapat memikirkan & akhirnya mengetahui-tentu saja- tentang kenapa Bartimaeus selalu memakai wujud Ptolemy dalam penyamarannya. Bukan karena dia mau mengejek, tapi karena rasa hormat dan kekagumannya pada Ptolemy yang memberinya kebebasan dan kepercayaan.

Kitty Jones akhirnya berhasil mengetahui apa sebabnya manusia dan makhluk halus berada dalam lingkaran siklus tak berujung dimana manusia tidak mengerti akan sifat dasar makhluk halus dan alih-alih sebagai setara, penyihir memanggil mereka hanya sebagai budak yang kuat tapi berbahaya.

Dengan banyaknya membaca juga, akhirnya Kitty mengetahui tentang Gerbang Ptolemy. Yang diceritakan oleh Ptolemy dengan menggunakan bahasa Yunani Kuno. Kitty tidak bisa membacanya. Namun dengan bantuan Nathaniel, dia jadi tahu tentang bagaimana memfungsikan gerbang itu. Nah lho, kenapa Kitty dan Nathaniel kok bisa bekerjasama?? Baca sendiri deh rinciannya di buku yah…… 🙂

Mungkin kalian ada yang bertanya-tanya-bagi yang belum membaca bukunya-, siapa sih Ptolemy????

Ptolemy atau Ptolemaeus adalah master dari Bartimaeus pada tahun sekitar 126-124 SM. Seorang keponakan raja yang berasal dari Alexandria, Mesir, berumur 12 tahunan. Dia adalah seorang anak laki-laki yang terpelajar, langsing dan tampan, tapi orang tuanya meninggal terkena wabah. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di perpustakaan Alexandria, belajar bersama dengan guru pribadinya yang seorang penyihir & mewariskan ilmunya kepada Ptolemy secara diam-diam. Ptolemy, adalah satu-satunya orang yang memperlakukan para pelayannya sebagai makhluk yang setara, tidak pernah melakukan hukuman, lebih sering mengajak berbicara daripada menyuruh-nyuruh dan mencoba untuk membangun sebuah jembatan hubungan antara makhluk halus dan manusia, dan berharap ada orang lain yang nantinya akan mengikuti jejaknya. Namun, pengetahuan dan kemampuan Ptolemy, terutama kemampuan menyihirnya ini menimbulkan keresahan dan kebencian dari Anak raja yang akhirnya berakhir pada kematiannya akibat dari para “pembunuh” yang dikirim oleh penyihir-penyihir teman anak raja tersebut.

Jadi apa sih Gerbang Ptolemy itu??

Gerbang Ptolemy adalah suatu cara yang ditempuh oleh Ptolemy untuk mengetahui dunia lain, dunia Bartimaeus, untuk membuktikan keinginannya bekerjasama dengan para demon dan menghilangkan perbudakan terhadap para demon. Gerbang tersebut dapat dibuka dengan membuat pentacle sederhana dengan menghapus sedikit lingkarannya dan berada didalamnya dengan posisi santai sambil mengucapkan mantra yang lafalnya dibalik seperti “nama penyihir” diganti dengan “nama asli demon”, “pergi ke” diganti dengan “datang ke” dan sebagainya deh…. Terus nama demon disebutkan 3 kali. Perhatian demon itulah yang membuka gerbang ke dunia lain itu. Dalam artian, apabila gerbang itu terbuka maka roh manusia yang membuka gerbang itu akan meninggalkan tubuh asli manusianya dan masuk ke dunia lain yang dibukanya.

OK sekarang balik ke permasalahan yang membuat Kitty Jones membuka gerbang itu. Bagi yang udah baca buku dua nya The Bartimaeus Trilogy, kalian mungkin agak sedikit berpikir tentang peran tokoh yang disebut tapi sepertinya tidak terlalu penting.. Quentin Makepeace. Siapa dia???? Seorang teman kepercayaan Perdana Menteri Rupert Devereaux, penyihir yang juga seorang seniman… Dari buku 2 kemarin aku sudah curiga tentang sosok Makepeace ini, aku berpikir, sepertinya dia lah otak dari pemberontakan para commoner. Perkiraanku ternyata benar. Namun juga tidak sepenuhnya benar. Pelaku utama pemberontakan sebenarnya adalah seorang/seekor/sebuah JIN, teman Bartimaeus -pada awalnya dulu- yang kemudian menjadi musuhnya, Faquarl. Faquarl ini mengompor-ngompori Makepeace akan suatu trik yang mana memasukkan demon kedalam tubuh manusia yang membuat manusia itu bisa berlaku seperti demon. Dengan bisikan-bisikannya akhirnya mampu meyakinkan Makepeace untuk memasukkan demon dengan Hopkins sebagai sukarelawan. Selama 2 bulan Faquarl bersandiwara dihadapan Makepeace dan bersikap seolah-olah Hopkins masih bisa berpikir, padahal sesungguhnya seluruh tubuh Hopkins sudah dikuasi oleh nya. Sampai lah pada hari pembalasan dendamnya dimana semua menteri penyihir di pemerintahan diundang untuk melihat pertunjukan drama Makepeace walau sebenarnya adalah tempat “eksekusi” untuk menangkap semua penyihir dan memilih para penyihir yang dianggap dapat mengganggu untuk selanjutnya dijadikan sebagai “rumah” bagi demon. Hal ini alih-alih sebagai bentuk dari perekrutan/pembentukan pasukan demon dengan pimpinannya adalah Nouda, demon dengan tingkatan yang paling tinggi yang jarang sekali dipanggil & bila dipanggil hanya oleh orang-orang yang haus darah dan kekuasaan. Sebagai host dari Nouda adalah Quentin Makepeace. Tentu saja, setelah Nouda masuk dalam tubuh Makepeace, maka Makepeace langsung meninggal namun tubuhnya masih bergerak dengan bentuk yang tidak lagi seperti manusia dengan tonjolan disana sini.

Dimana Nathaniel saat terjadi pemberontakan ini??
Dia ada disana bersama dengan Kitty Jones, namun berkat Bartimaeus, Nathaniel dan Kitty tidak dibunuh. Mereka dapat kabur sebentar sampai akhirnya Nathaniel dapat mengambil tongkat Gladstone (ingat-ingat lagi Buku 2 nya Bartimaeus..) namun tidak bisa mengoperasikannya karena terlalu lemah, dan Kitty membuka gerbang Ptolemy untuk membujuk Bartimaeus untuk bekerjasama. Dicapai kesepakatan, satu-satunya cara untuk bisa membasmi para pemberontak dengan tubuh penyihir bernyawa demon tingkat tinggi itu adalah dengan memakai tongkat Gladstone. Namun karena kelemahan Nathaniel, maka jadilah roh Nathaniel dan Bartimaeus bersatu dalam tubuh Nathaniel dengan perjanjian bahwa bila semua sudah selesai, Nathaniel akan membebaskan Bartimaeus.

Dimulai dari bersatunya Nathaniel dan Bartimaeus ini, cerita mulai makin cepat.. dan tentu saja, kalian harus membacanya sendiri…. 🙂

Dibuku ini juga tersirat bahwa Nathaniel sebenarnya sangat menyukai Kitty.. Bartimaeus juga menyadarinya.
Namun akhir buku ini menyedihkan…. Walau juga mengagumkan. Dengan memberitahukan nama aslinya kepada Kitty dan Nouda dan yang lain, membuat John Mandrake kembali menjadi Nathaniel dan menimbulkan kembali sifat Ptolemy, yang tentu saja hanya disadari oleh Barimaeus. Ending dari kehidupan Nathaniel dengan dibebaskannya Bartimaeus sebelum dia mematahkan tongkat Gladstone yang sekaligus menghancurkan Nouda dan membunuhnya.

Ga nyangka ternyata Nathaniel begitu.. apa yah… begitu Nathaniel lagi deh… John Mandrake nya bener-bener ga ada lagi.
Bingung??? Baca sendiri di buku 3 nya The Bartimaeus Trilogy ini deh ya…

Review diatas sebagian kuambil dari Buku Buku Ku, Wikipedia, dan Situs web resmi The Bartimaeus Trilogy .

Kesimpulanku dari ketiga buku ini, yang no. 3 lebih seru… dan no. 2 yang paling lambat alur ceritanya.. tapi secara keseluruhan,, KEREN BANGET…. Angkat 2 jempol untuk buku ini… ***aplaus….aplaus…*** Tapi denger-denger, cerita ini mo difilmkan oleh Miramax/Disney dan direncanakan beredar tahun 2009… Wah, kurang setuju neh… takut nya berubah dari cerita di buku, jadi kurang seru ntar.

NB. Maaf nih, review untuk buku 3 ini agak terlalu panjang dan sedikit keputer-puter.. bukan maksud membingungkan.. tapi emang bikin bingung 😕 Aku yang buat aja bingung ama reviewku sendiri apalagi yang baca… Hihihihi….. Maklumin aja deh… Ga bisa lebih pendek lagi

The Bartimaeus Trilogy #2: The Golem’s Eye

bartimaeus_2.jpg

The Bartimaeus Trilogy #2 : The Golem’s Eye

Oleh Jonathan Stroud
Dialih bahasakan oleh Poppy Damayanti Chusfani
Editor Dini Pandia
Berisi 616 halaman

Kayaknya, untuk buku 2 ini aku bercerita lebih panjang dari yang sebelumnya.. Lagi mau banyak omong nih… Hati-hati Spoiler…….

Seperti buku 1, tokoh utama dalam buku ini adalah Nathaniel dan Bartimaeus. Namun juga lebih diceritakan tentang Kitty, anggota kelompok Resistance.

Setelah insiden Amulet Samarkand, Nathaniel mempunyai master yang baru yaitu Ms. Jessica Whitwell-menteri pertahanan-, penyihir separo baya dengan rambut putih berpotongan pendek sekali dengan tubuh amat kurus yg nyaris seperti tengkorak. Nathaniel-yang dikenal dengan nama John Mandrake-sekarang berumur 14 tahun, lebih 2 tahun setelah pemberontakan Simon Lovelace-lebih kekar, tapi tetap langsing, rambutnya dibiarkan panjang dan berantakan di seputar wajahnya dengan wajah yang tirus dan pucat namun matanya bersinar tajam dan terang. Sekarang dia bekerja di Departemen Urusan Dalam Negeri dibawah pimpinan Mr. Julius Tallow, pria pendek gempal dengan sikap dan temperamen yang meledak-ledak, dan yang paling dikenal adalah karena kulitnya yang aneh berwarna kuning terang-yang menjadi bahan ledekan Bartimaeus. Peningkatan karier diperolehnya dengan cepat yang membuat banyak penyihir baik dari tingkat bawah sampai dengan tingkat atas iri atau pun tidak suka kepadanya. Mr. Tallow meminta Nathaniel untuk mengejar kelompok rahasia yang dikenal sebagai resistance.

Kegiatan kelompok resistance ini adalah mencuri artefak-artefak magis dari para penyihir yang kemudian dipergunakan untuk penyerangan tidak beraturan terhadap orang-orang dan properti pemerintah. Dari kelompok resistance ini, Nathaniel hanya tahu 3 orang yang terlibat diantaranya yaitu Kitty, Fred dan Stanley, yang diketahuinya karena mereka mencuri cermin pengintainya (ceritanya ada di buku satu… kalo lupa, baca lagi deh ya.. 🙂 ). Selebihnya, Nathaniel tidak tahu apa-apa. Karena itu, strategi yang dijalankan Nathaniel antara lain :

  • Pertama; mengirimkan agen-agen dewasa untuk menyamar agar diterima para commoner dan selanjutnya menawarkan benda-benda magis pada mereka-dengan mengharapkan dapat membuka kedok kelompok tersebut-tapi strategi ini GAGAL.
  • Selanjutnya; memerintahkan dua sosok foliot menyamar sebagai anak yatim piatu terlantar dengan harapan kelopmok itu merekrut mereka sebagai anggotanya. Namun, lagi-lagi GAGAL.

Malam Founder’s Day-Hari Ulang Tahun Gladstone (oh ya, aku belum ada menceritakan siapa Gladstone ya… Ntar deh kuceritakan dibelakang..)-di Picadilly kacau balau, terjadi penghancuran toko-toko dengan sebelumnya masuk melalui dinding beton (karena ga muat lewat pintu masuk, kekecilan pintunya kurasa hehehe…), termasuk toko Mr. Pinn-salah seorang kaki tangan Lovelace-yang selain menghancurkan semua benda di toko tersebut juga menyebabkan Simpkindemon-menghilang. Menurut Nathaniel, pengrusakan dengan menghancurkan benda kecil hingga ke beton ini tidak dilakukan oleh kelompok resistance seperti yang disangka para menteri-menteri lain.
Menghadapi hal ini, Nathaniel berpikir untuk memanggil demon sebagai pelayannya. Awalnya, dia memanggil goblin-imp tetapi demon ini memiliki kebiasaan meringis tak tertahankan, akhirnya dienyahkannya. Next, foliot, tapi makhluk ini culas, berusaha memutarbalikkan setiap perintah Nathaniel demi keuntungannya, dienyahkan dengan meledakkannya dengan mantra getaran. Next, jin yang bernama Castor, memiliki temperamen yang mudah meledak, lagi-lagi jin ini membuat terjadinya perkelahian dengan para imp pada perjamuan sosial yang dihadirinya. Selanjutnya tidak ada lagi yang cocok baginya. Ia bertekad untuk tidak memanggil Bartimaeus lagi tapi karena tekanan dari para atasannya yang mengharuskan bekerja cepat & tak ada demon lain yang bisa diperolehnya, akhirnya dia memanggil Bartimaeus.

Dengan penampakan sebagai gelembung transparan besar dengan semburat warna mutiara, berbau lembut kayu beraroma menguar diiringi sayup-sayup musik harpa dan biola dengan didalam gelembung duduk seorang wanita cantik berkacamata bundar (sambil dibayangin donk…..), Bartimaeus berharap dapat menimbulkan kekaguman bagi yang memanggilnya. Tapi menjadi kekecewaannya yang teramat sangat karena yang memanggil adalah Nathaniel. Bisa ditebak-kalau kalian dah baca buku satunya-Bartimaeus langsung ngomel-ngomel tajam dan menghina membabi buta dengan gaya bicara nya sendiri. Dengan susah payah, Nathaniel membujuknya. Dan akhirnya disepakati masa kerja Bartimaeus untuk Nathaniel hanya 6 minggu.

Bartimaeus ditugasi untuk mencari tahu penyebab dari kehancuran di Picadilly. Dia berpatroli-bersama dengan para jin dan foliot-untuk melihat kemungkinan adanya penghancuran lagi, dan dimalam ke empat dia kehilangan teman patrolinya yang juga teman lamanya, Queezle. Dia mengikuti jejak penghancur temannya sampai ke British Museum, tempat banyak benda bersejarah berada. Namun yang dilihat oleh Bartimaeus hanyalah kegelapan yang tidak dapat ditembus oleh penglihatannya baik dari plane 1 sampai 7. Dan setelah sempat berkelahi-tepatnya melempar-lemparkan benda karena dia tak dapat mendekati makhluk itu-, yang akhirnya disadari Bartimaeus kalau makhluk itu adalah Golem.

Golem adalah raksasa dari tanah liat, sekeras batu granit, tidak mempan serangan, dengan kekuatan yang dapat meruntuhkan dinding, menyelubungi diri dengan kegelapan dan menebarkan bau tanah disekitarnya. Sentuhannya dapat menimbulkan kematian bagi makhluk udara dan api. Golem merupakan makhluk magis namun berlawanan dengan sihir jin. Golem ini dibuat dari tanah liat dan dihidupkan dengan memasukkan secarik perkamen bertuliskan mantra pada mulut nya agar bisa bergerak. Pada dahinya diletakkan mata yang dibuat dari tanah liat khusus dengan mantra lain, yang mana mata ini dapat dipergunakan berkali-kali, untuk membantu memfokuskan kekuatannya dan juga berfungsi sebagai mata pengintai bagi si penyihir yang mana penyihir dapat mengendalikannya dengan bola kristal biasa.

Ternyata, mata golem tersebut sebelumnya ditemukan di rumah Simon Lovelace dan disimpan di lemari penyimpanan Departemen Pertahanan. Namun setelah dicek, mata golem tersebut menghilang. Jadilah Nathaniel mendapati 1 tugas tambahan lain. Selain mengungkap kelompok resistance, juga mencari keberadaan penyihir yang mengendalikan golem ini. Inilah yang membuatnya pergi ke Praha untuk mencari informasi tentang hal ini. Bagaimana dan apa yang dilakukan dan didapat Nathaniel di Praha, kalian baca sendiri aja yah…. Ntar ga seru lagi kalau kuceritain disini.

Kembali ke Kelompok Resistance. Kelompok ini ternyata merupakan kumpulan dari para commoner yang mempunyai kemampuan-kemampuan yang bermacam-macam dan memiliki pengalaman/cerita yang tidak menyenangkan terhadap para penyihir. Yah bisa dibilang mereka kebanyakan merasa dendam terhadap para penyihir. Pemimpin kelompok ini dan yang merekrut anggota nya satu demi satu yaitu Mr. Pennyfeather.
Sedikit tentang para anggota kelompok resistance ini.

  1. Mr. Pennyfeather; pimpinan kelompok. 30 tahun sebelumnya mempunyai seorang istri yang cantik dan pintar masak. Istrinya ini disukai oleh seorang penyihir namun ditolaknya mentah-mentah sambil mentertawakannya. Hal ini ternyata membuat penyihir tersebut membunuh nya. Beberapa minggu kemudian, Mr. Pennyfeather ini akhirnya menemukan penyihir tersebut dan dapat membunuhnya disuatu tempat yang sepi. Sebelum meninggal penyihir tersebut memanggil 3 demon namun serangan demon-demon itu gagal. Inilah bukti bahwa dia dapat menolak sihir.
  2. Anne; wanita periang berusia 40 tahun, telah bergabung dengannya selama hampir 15 tahun.
  3. Gladys; berusia 20 tahunan, selamat dari tembakan meleset dua penyihir saat ia masih kecil
  4. Nicholas; pemuda pemurung yang kekar.
  5. Stanley; berusia 13 tahun
  6. Kathleen Jones(Kitty); berusia 13 tahun. Pernah menghadapi serangan pasak hitam-yang diberikan oleh Mr. Tallow-bersama dengan teman sepermainannya Jakob Hyrnek. Kitty tidak menderita luka sedikitpun-hanya pingsan-atas serangan tersebut sedangkan Jakob menderita luka-luka dari pangkal leher sampai garis rambutnya ternoda dengan garis kasar bergelombang hitam dan kelabu, warna abu dan kayu terbakar dan mata yang tidak dapat melihat… walau selanjutnya akhirnya matanya sembuh.
  7. Frederick (Fred); berumur tidak lebih dari 18 tahun.. Pinter menggunakan senjata, bisa melihat demon atau sejenisnya
  8. Anggota lain; Eva dan Martin

Selain beberapa orang diatas, ada tambahan lain yaitu Mr. Hopkins. Seseorang yang bekerja di perpustakaan dan mampu membaca buku dengan beberapa bahasa. Seseorang dengan tampang yang sangat tenang. Dan ada juga seorang informan yang tidak diketahui namanya dan masih menjadi misteri yang merupakan orang dibelakang layar terhadap pencurian di makam Gladstone yang berujung pada kematian 10 orang anggota resistance dan bebasnya afritHonorius-pelayan setia Gladstone yang terikat selamanya ditulang belulangnya dengan tugas utama menjaga semua benda milik Gladstone yang ada didalam sarkofagusnya dan membunuh semua yang berniat mencurinya.

Bagaimana cara pencurian makam Gladstone?
Apa saja yang dilakukan oleh Honorius dalam aksi pembunuhannya terhadap pencuri makam?
Siapa penyihir yang membuat dan mengendalikan golem?
Siapa yang melumpuhkan golem? Nathaniel kah? Bartimaeus? Atau malah orang lain??
Sebaiknya kalian baca sendiri dibukunya… Pasti akan lebih menyenangkan daripada membaca ceritaku yang kadang-kadang agak ga nyambung gini hehehe..

Oh ya, tentang Gladstone….
Gladstone adalah seorang penyihir besar-dengan tongkat yang berkekuatan tinggi-yang pada tahun 1868 menghancurkan Praha dengan kekuatannya yang besar, dengan pengerahan marid, afrit, jin, horla, imp, foliot serta demon kuat lainnya, selain pasukan Inggris lainnya tentu saja. Memberi kemenangan telak bagi Inggris, karena itulah Gladstone dianggap sebagai pahlawan besar bagi Kerajaan Inggris, dengan patungnya ada dimana-mana… Dalam peperangan itu, ikut juga dipihak Praha, Bartimaeus dan Queezle, sebagai pendamping kaisar Praha dalam usaha pelariannya.

 

Tentang idolaku di buku 2 ini, bukan Bartimaeus, tapi lebih kepada Honorius… Dia lebih gila, lebih aneh, punky banget.. Ga kebayang deh melihat tengkorak pake baju, sepatu dan topi, meloncat-loncat diatas gedung sambil menari-nari… Keren banget deh… 🙂

Begitulah……………